Ekspor Kayu Lapis ke Jepang Naik 17,21%

JAKARTA-Volume ekspor kayu lapis Indonesia ke Jepang naik 17,21% sepanjang Januari-Agustus 2013 menjadi 746.562 m* senilai US$503,31 juta.
Berdasarkan data Asosiasi Manufaktur Kayu Lapis Jepang, volume ekspor plywood dari Indonesia ke Jepang tercatat mencapai 931.961 m3 pada 2010, meningkat menjadi 1.087.848 m3 pada 2011 dan 1.041.022 m pada 2012.
Adapun volume ekspor pada Januari-Agustus 2013 mencapai 746.562 m3 atau naik 17,21 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 705.849 m*.
Budi Hermawan, Direktur Utama PT Kayu Lapis Indonesia (KLI), menuturkan pasar Jepang selalu menjadi pasar yang sangat penting bagi eksportir kayu. Pasalnya, pemakaian kayu di Jepang sangat besar.
"Terutama dengan bencana tsunami yang terjadi di Fukushima pada Maret 2011 dan sekarang masih dalam tahap rekonstruksi rumah yang terkena dampak tsunami tersebut akan memerlukan cukup banyak produk kayu lapis," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (15/11).
Selain itu, lanjut Budi, peningkatan permintaan kayu lapis dari Jepang juga didorong oleh persiapan penyelenggaraan Olimpiade 2020.
Volume impor plywood Jepang ter-catat sekitar 3,2 juta-3,8 juta mJ per tahun. Adapun pangsa pasar plywood Indonesia hanya mencapai sekitar 28% dari total impor plywood ke Jepang.
Nilai ekspor plywood Indonesia ke Jepang tercatat mencapai US$558,98 juta pada 2010, USS776.18 juta pada 2011, dan US$728,33 juta pada 2012. Adapun nilai ekspor sepanjang Januari-Agustus 2013 tercatat USS505.31 juta.
"Pemerintah Jepang juga akan meningkatkan pajak pertambahan nilai" (PPN) dari 5% menjadi 8% mulai April 2014. Ini membuat penduduk Jepang beramai-ramai berusaha membeli rumah sebelum pajak tersebut naik," kata Budi.
Pada kesempatan terpisah. Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Kehutanan Dwi Sudharto menutukan Jepang merupakan negara tujuan ekspor produk hasil kehutanan Indonesia terbesar kedua setelah China.
Sepanjang Januari-Oktober 2013, nilai ekspor produk industri kehutanan Indonesia ke Jepang mencapai US$867,08 juta atau 17,5% dari total nilai ekspor pada periode tersebut yang mencapai US$4,95 miliar.
"Pasar Jepang sangat potensial buat Indonesia. Tapi Jepang ini tidak konsisten karena masih menerima kayu ilegal," ujar Dwi. Mn Novian!
Sumber: Bisnis Indonesia (Senin, 18 November 2013)