Sistem Informasi Legalitas dan Kelestarian (SILK)
Sustainability and Legality Information System
Senin, 10 Maret 2025

Myanmar Belajar Pengelolaan Hutan ke Indonesia

2014-05-16 10:12:19 by Administrator Liu

Pemerintah Myanmar menyatakan ketertarikannya untuk belajar lebih dalam tentang hutan pengelolaan hutan di Indonesia yang dinilai berhasil memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara berkelanjutan.

Ketertarikan tersebut disampaikan oleh Menteri Konservasi dan Kehutanan Myanmar U Win Tun saat melakukan pertemuaan bilateral dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di sela pertemuan kehutanan Asia (Forest Asia Summit) di Jakarta, Senin (5/5/2014).

Menurut U Win Tun pengelolaan kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia bisa diadopsi oleh Myanmar. "Hal ini sangat penting seperti yang disampaikan oleh Preseiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mempromosikan industri ramah lingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati," katanya.

Dia menyebutkan bahawa saat ini pihaknya sedang mengurangi penebangan hutan dan sudah mencapai 50%.

Menurut Zulkifli Hasan menyambut keinginan Myanmar. Zulkifli menjelaskan bahwa ketertarikan Myanmar belajar pada Indonesia soal hutan karena kondisi alam yang hampir sama.

"Mereka (Myanmar) ingin belajar seperti kita bagaimana mengelola kawasan hutan, konsesi, dan mengembangkan hutan tanaman. Myanmar dan kita kan hampir sama lingkungan alamnya, hubungan kita juga sangat dekat, saya ingin sekali di sektor kehutanannya juga mendukung," katanya.

Dia menyebutkan bahwa selama ini Myanmar belum mengembangkan hutan tanaman, hanya pengembangan hutan alam. "Ini merupakan peluang yang perlu kita kembangkan tentu memberikan kontribusi kepada pembangunan. Saya ingin sekali sektor kehutanan lebih dekat dijalin kerjasamanya," katanya.

Zulkifli juga mengajak kepada Menteri U Win Tuna tau perwakilannya untuk mengunjungi industri kayu di Pulau Jawa. "Mereka belum tau cara mengelola kawasan, sistemnya bagaimana, saya ajak untuk melihat pengelolaan Perhutani," katanya.

Dia menyebutkan bahwa saat ini industri pengelolaan kayu mencapai lebih dari 300 perusahaan di Pulau Jawa dimana bahan bakunya berasal dari hutan tanaman yang dikelola masyarakat, Kemenhut membuka akses legal pemanfaatan hutan dan menyediakan pembiayaan dengan bunga rendah.

Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli juga mengungkapkan sejumlah pelaku usaha kehutanan di Indonesia pernah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Myanmar. Namun, dia mengakui bahwa rencana investasi tersebut terbentur dengan sistem yang belum dibentuk di Myanmar. "Investor-investor kita tertarik, cuma kurang tahu mulainya dari mana karena sistemnya belum seperti kita, ini yang pelu kita perhatikan."

Sumber: AGROINDONESIA (Vol. IX, No. 497, 13-19 Mei 2014)